Senin, 28 Februari 2011

MEMBANGUN PERILAKU ISLAMI

Zaman reformasi memang mendambakan perubahan dari zaman sebelumnya. Sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW dulu membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman pencerahan dan mengentas dari kegelapan. Apakah pemimpin kita sekarang ini sudah mencontoh Rasul itu? ‘Jauh panggang dari api’, begitu pepatah Melayu bertutur. Banyak yang berkhianat, tidak menepati janji, menusuk dari belakang dan istilah sekarang memutar balik fakta dan memelintir opini.
Ini ada kisah Rasul yang berjanji dengan sobatnya bernama Abdullah bin Abdul Haitsma. Kedua insan ini berjanji bertemu di suatu tempat yang sudah ditentukan waktunya. Ternyata Abdullah lalai dan lupa. Tiga hari kemudian ia ingat akan janjinya dengan Rasul. Alangkah kagetnya, ternyata Muhammad SAW masih menunggunya di hari ketiga. Masya Allah…………
Dari kisah itu tampak pesona amanah yang memancar dari nabi kita yang sudah melekat jauh sebelum kenabiannya. Di situ tampak di tengah kaumnya Muhammad SAW membangun budaya jujur, patuh, memenuhi janji, dan bisa dipercaya. Layaknya gelar Al Amin (yang dapat dipercaya) disandangnya.
Setelah kenabian dan kerasulannya diterima dari Allah, sifat-sifat itu tidak hanya menempel pada perilakunya, tapi meluncur dari ujarnya. Ada yang menarik dari sabdanya, “Tunaikanlah amanah terhadap orang yang mengamanatimu dan jangan berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Maka ketika perilaku khianat dan dusta sudah menggurita dari tingkat bawah sampai tingkat atas, sikap amanah menjadi sangat mahal dan langka sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar